Halo sahabat gaweanedolan? Lama tak menyapa kalian untuk membaca cerita-cerita perjalanan yang saya lakukan. Pada 1 Juli 2023 yang lalu saya main ke Nepal Van Java Magelang dan entah mengapa saat pulangnya ada niatan mampir ke Ambarawa untuk sekalian menerbangkan drone. Jika biasanya saya ke Magelang atau Jogja lebih senang lewat Sumowono kemudian tembus ke Jambu, kali ini pulangnya lewat Ambarawa. Oh iya lupa, saya adalah seorang pilot drone jadi pas di Nepal van Java sambil menerbangkan drone kesayangan.
Tiba di Ambarawa sekira pukul 14.00 saya langsung coba cari posisi yang enak untuk menerbangkan drone. Sebenarnya saya sempat ragu apakah masih ada kereta yang lewat karena sudah agak mau sore kan. Tapi tak mengapa barangkali akan ada kereta lewat. Benar saja, setelah menunggu 30 menit akhirnya kereta lewat dan saya terbangkan drone dengan hati gembira.

Saat itu saya juga berniat untuk berkunjung ke Museum Kereta Api Ambarawa. Dulu tahun 2017 saya pernah sekali wisata kesana. Namun karena waktu tidak cukup saya putuskan untuk menunda nostalgia di museum tersebut. Sebagai gantinya, saya akan ceritakan sedikit tentang museum ini.
Sejarah Museum Kereta Api Ambarawa
Membahas sejarah kereta api di Indonesia tak akan pernah ada habisnya. Saat zaman penjajahan dulu di Indonesia yang kala itu masih bernama Hindia Belanda museum ini masih menjadi stasiun yang bernama Stasiun Willem I. Perlu diketahui yang membangun stasiun ini adalah NISM (Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij). Pada tanggal 21 Mei 1873 dilakukan peresmian stasiun ini sebagai tanda diresmikannya juga pembukaan jalur kereta Kedungjati-Ambarawa.

Jalur kereta Kedungjati-Ambarawa sendiri memiliki panjang 37 km. Jalur tersebut kala itu digunakan sebagai sarana untuk keperluan militer kala itu. Pada tahapan berikutnya tahun 1905 dibangunlah jalur yang menghubungkan Ambarawa dengan Secang. Jalur Ambarawa-Secang ini menarik karena pada relnya ada gerigi. Mengapa demikian? Karena jalurnya memang menanjak dan jika tidak dibuat bergerigi akan berbahaya.
Pada 1907 bangunan Stasiun Ambarawa direnovasi. Bangunan yang awalnya berupa kayu dan bambu diubah menjadi batu bata. Perjalanan Stasiun Willem I menjadi Museum Kereta Api Ambarawa cukup panjang. Pada tahun 1975 PT KAI (dulu bernama PJKA) waktu itu melakukan penutupan rute Yogyakarta-Magelang-Secang. Hal ini mempengaruhi eksistensi Stasiun Ambarawa sehingga banyak lokomotif yang tidak terawat.
Atas keprihatinan yang terjadi pada Stasiun Ambarawa, Gubernur Jawa tengah saat itu, Soepardjo Rustam beserta kepada PJKA menjadikan stasiun ini menjadi museum yang akan mengoleksi barang-barang era lokomotif uap. Pada 21 April 1978 museum Ambarawa resmi dibuka dan juga melayani rute kereta wisata uap. Rutenya ada 2 yakni Ambarawa-Tuntang-Ambarawa dan Ambarawa-Bedono-Ambarawa. Namun saat ini rute yang masih berjalan adalah yang Ambarawa-Tuntang.
Museum Kereta Api Ambarawa saat ini
Saat ini museum kereta Ambarawa masih menjadi tempat yang diminati wisatawan kala berkunjung ke kabupaten Semarang. Museum yang tepatnya berlokasi di Jalan Stasiun, Jalan Panjang Kidul No 1 Panjang Kidul, Desa Panjang, Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang ini selalu ramai pengunjung apalagi saat akhir pekan. Info terbaru untuk tiket museum ini adalah sebagai berikut: Dewasa Rp 20.000 per orang , Pelajar berseragam dan anak anak (3-12 tahun) Rp 10.000 per orang, dan untuk turis asing Rp 30.000 per orang. Adapun untuk tiket naik kereta wisata reguler adalah Rp 100.000 per orang. Museum ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Adapun untuk jadwal kereta wisata tidak berlangsung setiap hari. Hanya melayani saat akhir pekan dan libur nasional.

Koleksi Museum Kereta Api Ambarawa
Bagi pecinta kereta api atau yang dikenal dengan railfans berwisata ke museum kereta api adalah sesuatu yang menarik. Pun demikian dengan saya yang juga termasuk railfans jadi sangat senang bisa kesini. Melihat koleksi perkereta apian disini serasa terbayang bagaimana suasana masa lampau. Nah, untuk koleksi yang ada di museum ini meliputi sarana, prasarana dan perlengkapan administrasi. Untuk koleksi lokomotif yang ada adalah 26 Lokomotif Uap, 4 Lokomotif Diesel, 5 Kereta dan 6 Gerbong dari berbagai daerah.

Fasilitas yang ada di museum ini pun terbilang cukup lengkap layaknya ruang publik pada umumnya. Pengunjung yang datang bisa sambil menyantap makanan yang ada di kantin. Untuk harga pun relatif normal. Kemudian jika ingin membeli cenderamata ada toko oleh-oleh yang siap menyambut. Fasilitas lain berupa mushola, toilet, pusat informasi, serta tempat parkir yang luas. Jadi tak perlu khawatir kalian kelaparan ya hehe.
Bagaimana cara supaya bisa sampai ke museum ini?
Lokasi museum ini mudah dijangkau apalagi bagi saya dengan naik motor kesini paling 2 jam sudah sampai. Nah terus untuk sobat yang datang dari luar kota bagaimana? Misal kalian datang dari Jakarta kalian bisa turun di Stasiun Tawang ya dan kemudian naik Bus Trans Jateng dari Stasiun Tawang untuk sampai ke Terminal Bawen nah setelah itu naik bus elf untuk ke museum. Kalian bisa juga turun di Sasiun Poncol dan naik bus “Putra Palagan”yang nanti berhenti di Terminal Bawen kemudian tinggal mencari bus elf ataupun ojek juga bisa untuk sampai ke museum. Nah yang terakhir agak mahal yakni naik taksi online dari Stasiun Tawang sampai ke Museum Ambarawa.
Naik kereta wisata Ambarawa-Tuntang-Ambarawa
Yang belum sempat saya lakukan adalah naik kereta wisata dari Stasiun Ambarawa ke Stasiun Tuntang dan balik lagi ke Ambarawa. Pada kesempatan yang akan datang saya pasti akan mencoba untuk naik dan merasakan sensasinya seperti apa.

Di atas sudah saya sebutkan kalau tiket naik kereta wisata ini adalah Rp 100.000 dan bisa dibayarkan saat di museum. Jadi tiket ini dinamakan tiket reguler goshow yang dibayarkan saat itu juga. Untuk jadwalnya saat akhir pekan dan hari libur nasional. Jadi dalam 1 hari akan ada beberapa kali kereta wisata Ambarawa-Tuntang ini bolak balik. Oh iya lama perjalanan kereta wisata dari Stasiun Ambarawa sampai ke Stasiun Tuntang dan kembali ke Ambarawa lagi adalah sekitar 1 jam. Kereta wisata ini menggunakan lokomotif penggerak diesel.
Adapun jika teman-teman ingin melakukan reservasi misal 1 gerbong ataupun rombongan misal 50 orang atau 100 bisa menghubungi 2-3 minggu sebelumnya. Untuk info lebih lanjut bisa disimak di laman KAI berikut Biaya reservasi kereta wisata api Ambarawa
Poin yang diunggulkan oleh kereta wisata ini adalah wisata sejarah dan pemandangan yang indah di sepanjang jalur kereta api ini. Beberapa pegunungan mulai dari Gunung Kelir, Gunung Telomoyo, Gunung Ungaran dan juga Gunung Merbabu bisa terlihat jika cuacanya bagus. Pun yang tak kalah indah adalah Danau Rawapening yang melegenda itu. Sawah-sawah disamping kiri kanan jalur juga menambah suasana zaman dulu lebih kental. Sungguh wisata sejarah yang menyenangkan.
Jadi kapan kalian mau berkunjung dan berwisata di Kabupaten Semarang. Kabupaten Semarang menyimpan banyak wisata sejarah, budaya yang sangat asyik untuk dinikmati. Rugi kalau tidak kesini hehe. Terima kasih telah membaca tulisan singkat ini semoga bermanfaat. Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog Pesona Wisata Kabupaten Semarang