Cerita Berawal
Di penghujung bulan April lalu, berarti sudah 4 bulan lamanya cerita itu terjadi. Cerita ini bermula ketika salah seorang teman, Daniel mengajak saya untuk job freelance luar kota, wah luar kota bung, luar kotan men, asyik jalan-jalan. Hari itu Kamis malam 27 April 2017 Daniel memberitahu kalau saya mau diajak job freelance, saya jawab siap ok ok saja.Jum’at paginya saya bangun kesiangan, haduh alamat saya batal ikut, sempat sedih dan mengikhlaskan semuanya tiba-tiba Daniel memberi kabar lagi bahwa dia masih menunggu saya, alhamdulillah ternyata masih rejeki saya hahaha, ye ye jalan-jalan. Setelah mandi dan bersiap-siap, saya berangkat menuju kampus 3 untuk bertemu Daniel, ternyata Daniel sudah menungggu dan kami berangkat menuju daerah Pedurungan bersama teman-teman yang lainnya.

Job Katering
Pasti penasaran apa sih job freelance saya kan? Nah akan saya ceritakan. Jadi saya kadang diajak untuk job katering, istilahnya sih begitu. Biasanya job itu ada saat akhir pekan. Masih belum paham? Jadi gini, ada orang menikah dan dia sewa katering untuk makanannya, nah saya dan teman-teman menjadi bagian dari pernikahan itu yang turut serta meramaikan dan melancarkan pernikahannya tapi tentunya bukan sebagai pengantin. Saya dan teman-teman menjadi tenaga bayaran untuk membantu di pihak katering pada saat sebelum hari H maupun pada saat hari H. Tugas kami cukup simple yakni menurunkan barang dari truk, menatanya di tempat acara dan membersihkan piring, gelas, dan lain sebagainya saat acara kemudian menaikkan barang kembali ke truk. Pada saat hari H ada yang bertugas menjaga makanan ada yang bertugas mengambil piring, ada yang bertugas menghitung tamu dan tugas lainnya. Kebanyakan disini yang ikut job freelance adalah mahasiswa, namun ada juga yang memang pegawai katering asli. Nah pasti sudah paham kan, hehe.
Menuju Candi Prambanan
Saat itu kami berangkat dari Pedurungan jam 10 pagi menggunakan bus medium seat 38. Kebetulan karena kantor kateringnya di Pedurungan, yakni katering Sonokembang jadi kami berangkat dari sana. Ternyata, job untuk luar kota saat itu adalah di Klaten tepatnya di hall Candi Prambanan. Nikmat Tuhan mana lagi yang saya dustakan.Wisata ke Candi Prambanan men, seumur-umur saya belum pernah kesana. Yang jadi nikmat lainnya adalah bahwa saya kesana dikasih makan dan dibayar pula, haha hore.

Sampai di Kompleks Candi Prambanan
Sekitar jam setengah 2 bus yang saya naiki sampai di kompleks Candi Prambanan. Sebelum masuk parkiran, bus sempat berputar-putar di kompleks candi karena bingung mau masuk lewat mana. Dalam hati, yaelah masuk ya lewat gerbang lah, haha. Bus pun masuk dan diparkir dan akhirnya saya melihat candi yang indah, ya candi Prambanan memang indah sekali guys.

Rute dari Semarang ke Candi Prambanan
Oh iya, seperti di cerita-cerita saya yang lain saya biasa memberitahu rute yang saya lalui. Rute untuk ke Klaten dari Semarang adalah kita bisa lewat jalan tol seperti kami yakni lewat gerbang tol Gayamsari dan keluar di pintu tol Bawen dan selanjutnya kami mengambil arah Solo. Rute selanjutnya adsalah Salatiga, kita bisa lewat Salatiga kota atau lewat Jalan Lingkar Salatiga. Selanjutnya adalah Boyolali dan terakhir sampailah di Klaten. Itulah tadi rute yang saya lalui dan saya akan kembali bercerita saat saya di Prambanan.
Kegiatan setelah turun dari Bus
Setelah turun dari bus, kami langsung menurunkan barang dari truk dan menatanya untuk dekorasi. Tak lama berselang hujan turun dan alhamdulillah kami bisa istirahat sebentar, hehehe. Ketika maghrib tiba, kami break dan menuju ke mess tempat istirahat. Dan kenikmatan lagi yang saya rasakan, mau tahu? Ok ok, ternyata tempat mess nya di Yogyakarta, wow yogya guys. Yogya istimewa, istimewa orangnya, lho lho kok malah nyanyi. Klaten dan Yogya memang dekat, terbukti jarak dari Prambanan ke mess cuma sekitar setengah jam. Malam itu kami bermalam di Yogya, ah indahnya malam itu. Sebagian dari kami ada yang main ke Malioboro tapi saya tidak ikutlah, sayang uangnya ntar malah habis, wkwk, kan belum kerja juga. Saya hanya menghabiskan malam itu di kucingan sambil melihat pementasan wayang yang kebetulan ada pas malam itu. Saya pun ngantuk dan tidur.
Wisata ke Candi Prambanan
Sabtu pagi, rombongan kembali menuju ke Prambanan untuk kembali menyiapkan yang belum selesai. Akhirnya waktu yang dinanti-nanti tiba, ya, waktu free. Saya bersama Daniel, Sholah dan teman-teman lainnya langsung menuju ke Candi Prambanan. Oh sungguh indah candi ini, betapa bangunan peninggalan zaman dahulu masih bisa kita rasakan dan lihat, awesome dan pokoknya. Karena saat iu weekend jadi Prambanan ramai sekali. Saya sempat bertemu turis dari Prancis dan dia minta foto ke saya, eh salah saya yang minta foto ke dia, hehe. Selanjuutnya saya kembali berkeliling ke sekitar Candi. Untuk informasi mengenai sejarah Candi Prambanan ini sedikit yang saya ketahui, maaf karena belum sempat google jadi cari sendiri saja ya, hehe.Siangnya, saya dan beberapa teman lainnya istirahat tidur karena malam acara resepsi pernikahannya akan dimulai saat malam.

Acara pernikahan
Habis maghrib semua orang bersiap, mulai dari koki dengan masakannya, sound system, musik, dan juga kami yang sudah rapi dan ganteng hehe. Namun diluar dugaan, menjelang isya, gerimis datang, bukan gerimis mengundang ya. Nah habis isya ini tamu-tamu mulai berdatangan. Tak lama gerimis pun reda, sehingga tidak mengganggu acara. Malam itu benar-benar istimewa bagi pasangan mempelai, bukan hanya karena kemeriahan acara namun juga keindahan lampu-lampu berwarna hijau yang menyoroti candi. Eh saat sekitar jam 9 malam, tamu tak diundang pun datang, mau tahu apa? Hujan yang sangat deras datang tiba-tiba malam itu. Semua orang berhamburan mencari tempat untuk berteduh, termasuk saya. Saya berteduh di dekat stand Wedang ronde, entah ini nikmat apa nikmat luar biasa, di satu sisi saat itu posisi masih kerja namun di sisi lain hujan jadi kami harus berteduh. Jadilah ronde-ronde itu dinikmati oleh sebagian dari kami hehe, saya juga kok, bahkan saya sempat nambah porsi, hehe. Karena memang suasana yang mendukung hujan-hujan dingin terasa nikmat meminum semangkok wedang ronde yang hangat.

Biarpun hujan tetap bekerja
Cukup lama hujan malam itu, sampai akhirnya acara pun terpaksa selesai sebelum waktunya. Malam itu pasti menjadi malam yan tidak terlupakan bagi pengantin. Jam 11 malam hujan sempat reda dan kami bersiap untuk membereskan barang-barang untuk dinaikkan ke truk. Saat sedang kembali bekerja, hujan turun lagi, haduh ini hujan kok datang terus ya, namun karena badan sudah terlanjur basah dan harus segera menyelesaikan pekerjaan malam itu juga jadi kami tetap bekerja. Alhamdulillah setelah kurang lebih 1 jam akhirnya pekerjaan hampir selesai.
Bus terjebak lumpur
Ternyata cobaan malam itu tidak hanya hujan, cobaan lain datang dari bus yang akan membawa kami ke Semarang. Ya, saat badan sudah lelah dan basah, busnya malah terjebak di dalam lumpur dekat acara dan tidak bisa bergerak kemana-mana, apakah ini alamat tidak bisa pulang ke Semarang, yah parah ;pokonya, haha. Segera setelah kami menyelesaikan pekerjaan menaikkan barang, kami langsung bersama-sama untuk memindahkan bus dari jebakan lumpur. Bahkan truk juga membantu menarik bus tersebut agar bisa keluar dari sana, namun itu semua gagal. Akhirnya atas pertolongan Allah, bus bisa keluar dari lumpur. Jadi bus sudah tidak bisa bergerak ke depan maka saat itu muncul ide untuk mendorong bus ke belakang. Benar saja, bus langsung bisa keluar dari lumpur. Lah alah, kenapa ide itu gak muncul dari tadi, hadeuh. Berakhirlah cerita saya wisata ke Candi Prambanan.
Perjalanan pulang ke Semarang
Jam 1 pagi kami berangkat dari Prambanan menuju ke Semarang. Karena saya lelah dan ngantuk saya tertidur di bus. Tiba-tiba jam 3 pagi bus sudah sampai di Semarang, alhamdulillah sekali. Saya, Daniel, Sholah, Imam dan teman teman lainnya pun pulang ke Ngalian dengan membawa cerita konyol di Prambanan. Tapi overall saya senang dengan pengalaman ini, pokonya semua campur aduk. Siapa yang gak mau kerja sambil jalan-jalan, dikasih makan, dan dikasih bayaran, hehe. Terimakasih masih mau membaca cerita gak penting ini, nantikan kisah-kisah saya selanjutnya, eeea.
Baca juga: Jatuh Cinta pada Kebumen