Gunung Ungaran
Gunung Ungaran, siapa yg tidak tahu Gunung Ungaran? Pasti semua orang tahu tentang gunung tersebut. Ya , gunung yang bisa dibilang tidak terlalu tinggi tapi juga mempunyai sensasi tersendiri ketika kita mendakinya. Begitulah yang saya rasakan setelah mendaki gunung tersebut. Saya melakukan pendakian gunung Ungaran via Mawar pada tanggal 14-15 April lalu tepatnya pada hari Sabtu dan Minggu. Baiklah, begini ceritanya, Sabtu pagi saya ditemani Taufiq, Khanif dan Davi mempersiapkan segala keperluan mendaki mulai dari perlengkapan tenda dan lainnya dan logistik yang akan dibawa saat pendakian nanti. Sorenya, sehabis asar kami bersiap-siap untuk berangkat mendaki Gunung Ungaran via Mawar.

Basecamp Mawar
Sampai di BC (baca basecamp-red) sekitar pukul setengah 9 malam dan kami istirahat sejenak serta sholat isya di mushola yang ada di BC. Oh iya, tiket masuk ke BC Mawar cukup murah, kami berempat habis total 30 ribu rupiah dan parkir motor 5 ribu rupiah permotor. Bisa dibilang Basecamp Mawar sudah memberikan fasilitas yang baik kepada pengunjung. Ada kamar mandi yang banyak dan mushola yang cukup memadai. Tak hanya itu disini juga disediakan Camping Ground untuk mereka yang tidak ingin mendaki dan hanya ingin menghabiskan malam bersama kawan. Disini juga disediakan penyewaan alat pendakian yang cukup lengkap. Ada juga warung-warung yang buka pada siang hari. Oke kita cukupkan dulu membahas BC Mawar.
Proses Mendaki
Nah kita kembali ke pendakian saya dan teman-teman saya. Jam 9 malam memulai pendakian dan berdoa agar di perjalanan mendapat kelancaran dan tidak ada halangan suatu apapun. Pendakian Gunung Ungaran via Mawar ini ada 3 pos estimasi jarak dari BC ke pos 1 adalah setengah jam, pos 1 ke pos 2 setengah jam, pos 2 pos 3 satu jam, pos 3 ke puncak sekitar 2 jam. Jadi total kurang lebih adalah sekitar 4 jam untuk sampai puncak.
Benar saja, setelah kami berjalan santai sampailah kami di pos 1 dan kami istirahat sejenak. Malam itu hanya sedikit pendaki yang kami jumpai saat sampai di pos 1. Lanjut perjalanan dari pos 1 ke pos 2 kami melewati sungai yang airnya bisa kita gunakan untuk memasak. Di pendakian ini jujur saya merasa agak pusing dan kurang bersemangat, padahal di pendakian-pendakian gunung yang lain saya tidak pernah merasakan hal semacam ini. Terlebih partner saya Davi dan Khanif baru pertama kali ini muncak gunung. Jadi kami banyak beristirahat di tengah perjalanan.

Pos 2 dan Pos 3
Sampai di pos 2 kami istirahat sejenak. Sehabis pos 2 ini, kami keliru, kami mengambil jalur yang menuju arah Promasan sehingga hal itu membuat waktu kami lumayan banyak terbuang. Maklum karena ini pendakian kami semua di gunung ini. Dulu sering ke Promasan tapi tidak pernah naik ke puncak. Di perjalanan kami melewati perkebunan teh, ini adalah jalur dari Promasan. Akhirnya sampailah kami di pos 3 pukul 11 malam. Disana kami istirahat agak lama dan bertemu dengan pendaki dari Semarang yang mengantar temannya dari Jakarta.
Saat di pos 3 itulah ada sesuatu yang membuat saya agak kaget, saya melihat sepasang mata berwarna kuning, eh tapi Alhamdulillah ternyata itu adalah mata dari hewan primata yang ada di hutan tersebut. Karena sudah mengantuk dan ingin segera sampai ke atas kami pun segera melanjutkan perjalanan. Medan dari pos 3 menuju puncak inilah yang menguji stamina dan fokus kami. Bagaimana tidak, sepanjang trek yang kami lalui adalah bebatuan yang besar dan dengan Sudut kemiringan 45-60° . Sungguh bukan hal mudah ketika kita tidak benar-benar fokus dan konsentrasi karena kita bisa terjatuh dan terperosok ke bawah. Ditambah malam itu anginnya sangat kencang dan membuat saya dalam hati beristighfar agar tidak terjadi hal buruk. Alhamdulillah kami kemudian sampai di tempat camp yang letaknya dibawah puncak, kemudian kami segera mendirikan tenda agar bisa istirahat didalamnya. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 12 lebih dan setelah tenda jadi kami segera memasukinya.
Pagi hari
Paginya, saya melihat ternyata frame tenda tingkah patah terkena angin tadi malam. Kami kemudian menuju ke puncak. Setelah sekitar 20 menit akhirnya sampailah kami di puncak gunung Ungaran. Alhamdulillah bersyukur saya atas nikmat tersebut. Namun sayang saat itu cuaca agak mendung sehingga matahari nya tertutup awan. Setelah mengambil cukup gambar, kami kembali ke tenda untuk sarapan dan main kartu(gak pake uang kok, hehehe).
Sehabis sarapan dan berkemas kemas kami pun turun tak lupa dengan membawa sampah. Kami berdoa dan segera turun menuju ke BC. Alhamdulillah di perjalanan turun tidak banyak kendala yang kami lalui dan sebelum dhuhur kami telah sampai di BC. Itulah tadi cerita saya dan kawan-kawan saya saat mendaki gunung Ungaran, terimakasih telah membaca. Nantikan cerita saya selanjutnya. Salam Gaweanedolan!
Baca juga: Bersepeda dari Kendal ke Yogyakarta